Kamus Peribahasa Banjar

A
Abahnya biruang anaknya pasti biruang jua (Ganie, 2007), ayahnya beruang, anaknya pasti beruang juga. Kiasan ini merupakan pujian untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat berani kepada anaknya. Beruang melambangkan keberanian.
Abahnya buhaya anaknya pasti buhaya jua (Ganie, 2007), ayahnya buaya, anaknya pasti buaya juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat culas kepada anaknya. Buaya melambangkan keculasan (sikap culas).
Abahnya hadam anaknya pasti hadam jua (Ganie, 2007), ayahnya hadam, anaknya pasti hadam juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok yang mengkritisi sistem nepotisme dalam hal pewarisan status sosial di kalangan etnis Banjar di Kalsel. Seorang ayah dengan status sosial tertentu akan mewariskan status sosialnya itu kepada anak-anaknya. Hadam adalah aktor lawak dalam seni teater tradisional mamanda.
Abahnya hantu anaknya pasti hantu jua (Ganie, 2007), ayahnya hantu, anaknya pasti hantu juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat jahat kepada anaknya. Hantu melambangkan kejahatan.
Abahnya kucing anaknya pasti kucing jua (Ganie, 2007), ayahnya kucing anaknya pasti kucing juga. Kiasan ini merupakan pujian untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat pribadinya yang selalu ingin tampil rapi (necis) kepada anaknya. Kucing melambangkan kerapian (kenecisan).
Abahnya kuda anaknya pasti kuda jua (Ganie, 2007), ayahnya kuda, anaknya pasti kuda juga. Kiasan ini merupakan pujian untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan kekuatan fisik kepada anaknya. Kuda melambangkan kekuatan fisik yang prima.
Abahnya pargum, anaknya pasti pargum jua (Ganie, 2007), ayahnya pargum, anaknya pasti pargum juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat pemalas kepada anaknya. Pargum melambangkan kemalasan, karena merupakan singkatan dari parsatuan urang guring malandau yang artinya persatuan orang-orang yang gemar bangun tidur kesiangan.
Abahnya raja anaknya pasti raja jua (Ganie, 2007), ayahnya raja anaknya pasti akan jadi raja juga. Kiasan ini merupakan ungkapan untuk menegaskan adanya sistem pewarisan kekuasaan sosial yang merujuk kepada pola nepotisme. Seorang ayah dengan status sosial sebagai raja akan mewariskan status sosialnya itu kepada anak-anaknya. Raja melambangkan kekuasaan.
Abahnya tacut anaknya pasti tacut jua (Ganie, 2007), ayahnya preman anaknya pasti preman juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat buruk kepada anaknya. Tacut dalam bahasa Banjar artinya preman. Tacut merujuk kepada manusia pembuat onar.
Abahnya tadung anaknya pasti tadung jua (Ganie, 2007), ayahnya ular kobra anaknya pasti ular kobra juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat culas kepada anaknya. Tadung mura dalam bahasa Banjar artinya ular kobra, melambangkan keculasan.
Abahnya tambuk anaknya pasti tambuk jua (Ganie, 2007), ayahnya bodoh anaknya pasti bodoh juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan kebodohannya kepada anaknya. Tambuk dalam bahasa Banjar artinya telur busuk. Manusia tambuk merujuk kepada manusia dengan tingkat kebodohan mendekati idiot. Dimana karena kebodohannya itu maka tambuk identik dengan manusia tak bergu-na yang menjadi sampah masyarakat.
Abahnya tarkul anaknyapasti tarkul jua (Ganie, 2007), ayahnya manusia tak berguna anaknya pasti manusia tak berguna juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat buruk kepada anaknya. Tarkul dalam bahasa Banjar artinya manusia tak berguna (gelandangan, pengemis, dan pengangguran). Tarkul merujuk kepada manusia yang tidak berguna (sampah masyarakat).
Abahnya ular anaknya pasti ular jua (Ganie, 2007), ayahnya ular anaknya pasti ular juga. Pamiu huhulutan ini merupakan olok-olok untuk seorang ayah yang secara genetik menurunkan sifat culas kepada anaknya. Ular melambangkan keculasan.

0 Response to "Kamus Peribahasa Banjar"

Posting Komentar